Assalamu'alaikum wr.wb. selamat sore dan salam sejahtera untuk rekan-rekan guru seluruh indonesia....
mari simak informasi terbaru dan sangat penting yang di sajikan republikunews.com berikut ini....
Masa Orientasi Siswa (MOS) apabila dipandang dari sudut siswa baru sebenarnya bermanfaat. Selaiknya orang baru tentu saja kepada mereka perlu diterangkan atau dijelaskan bagaimana situasi dan kondisi di tempat baru. Dijelaskan bagaiman peraturan sekolah, diterangkan bagimana tata-tertib / disiplin dan sebagainya termasuk fasilitas yang dimiliki sekolah pilihan siswa baru. Siapa yang membimbing pendatang baru, tentu saja para guru dibantu siswa lama. Ini dari sudut anak baru dan tujuan murni dari MOS itu sendiri.
Sekarang mari ditelisik bagaimana pandangan para senior terkait kedatangan anak baru atau junior. Setahun atau dua tahun lalu para pendahulu ini masih berstatus junior. Mereka mendapatkan perlakuan "perploncoan" pada tradisi MOS. Perlakuan senior itu lebih banyak kepada arena balas dendam. Jadi nilai nilai sejati MOS telah diplesetkan karena ada rasa balas dendam turun menurun. Gue diperlakukan begitu dulu nah sekarang giliran loe. Mungkin itulah yang berada dalam benak para pendahulu. Itulah sebabnya MOS menjadi momok menakutkan bagi anak baru.
Akibat dari tradisi jelek perploncoan dari tingkat SMP, SMA sampai ke Perguruan Tinggi maka timbullah korban. Bukan saja korban perasaan yang dialami anak baru di awal tahun ajaran, korban material bahkan korban jiwapun berjatuhan. Peristiwa ini terjadi terus menerus sampai 70 Tahun Indonesia Merdeka. Sementara pihak yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas penyelenggaraan MOS hanya mengeluarkan Surat Edaran. Secarik kertas himbauan Menteri Pendidikan kepada para Gubernur, Bupati dan Walikota agar mengawasi perploncoan apalah artinya, dimana kekuatannya Pak Menteri kalau hanya sekedar himbauan.
Memotong mata rantai MOS bisa jadi merupakan Kebijakan Kementrian Pendidikan terbaik dan tepat sasaran terutama apabila di tujukan menghilangkan tradisi tahunan. Siswa angkatan 2016 yang diperlakuan secara manusiawi oleh kampus termasuk oleh senior tidak akan memiliki rasa dendam kepada siswa angkatan 2017.
Ketika mata rantai MOS itu telah terputus tahun depan Bapak Anies Baswedan tidak perlu repot repot lagi tampil di Televisi menjawab pertanyaan wartawan karena memang tidak akan ada korban jiwa. Pak Menteri dan seluruh Professor di Kementerian Pendidikan silahkan menciptakan Tradisi Baru menggantikan MOS. Kalaupun Bapak Ibu Professor tidak berhasil menemukan Tradisi nan santun dan lebih bermnafaat maka jalan satu satunya memang MOS harus diberangus di seluruh Indonesia pada tahun 2016.
Larangan penyelenggaraan MOS harus tegas disertai ancaman berat kepada sekolah yang melanggar. Kita tahu sendirilah terkadang ucapan para Pejabat Pusat setingkat Menteri dinegeri ini terkadang dianggap bagai angin lalu oleh orang daerah. Tidak usyahlah mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) segala untuk menghentikan Tradisi Mos. Pak Menteri cukup mengeluarkan Permen (Peraturan Menteri) dan dibagikan merata kepada seluruh institusi yang terkait dengan penyelenggaraan perploncoan. Ghitu aja kog repot kata Gus Dur.
Sumber : https://indonesiana.tempo.co/
Demikian yang dapat saya berikan....
semoga bermanfaat untuk kita semua, silahkan baca berita terbaru lainya DISINI
0 Response to "SETUJUKAH MOS (MASA ORIENTASI SISWA) DI TIADAKAN??"
Posting Komentar